Islam Sebagai Jalan Hidup



Islam – Agama Fitrah
Setiap orang yang telah mengucapkan kalimat syahadat, terlepas bagaimana kondisi dan apa motif sebenarnya maka orang tersebut wajib diperlakukan sebagai orang muslim. Walaupun nilainya hanya sebagai nilai sosial, manusia tidak berhak menilai keimanan saudara muslim lainnya. Karena nilai hakikat dari keislaman tidak ada hubungannya dengan penilaian orang lain. Untuk memahaminya kita perlu kembali pada rujukan utama yaitu Al-Quran.  Telah dijelaskan didalam Qs.Al-Imran: 83 dan Alhajj: 18, segala sesuatu yang tidak dapat disangkal dan  telah diciptakan dan  oleh Allah Swt baik yang berada dilangit dan bumi hanya untuk patuh,pasrah dan bersujud terhadap ketentuan yang ada, konsisten dan terpadu.
Tauhid – Dasar Agama
Tauhid merupakan keyakinan penuh terhadap keesaan Allah. Ada pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya (benda lngit dsb) karena manusia diberikan akal sehingga mempunyai hak kemerdekaan untuk menentukan pilihan untuk menjadi seorang muslim atau kufur. Dengan perbedaan tersebut maka terjadilah perbedaan pendapat karena manusia dapat menjadi makhluk yang kreatif dan secara dinamis berproses mengadakan perubahan dan perbaikan kearah kesempurnaan. Maka gunakan akal pikiran secara jernih dan tidak mehilangkan hak asasi manusia seseorang karena dalam islampun tidak diperbolehkan karena hal tersebut merupakan suatu kemerdekaan. Sekalipun pemaksaan untuk seseorang memeluk agama, karena kebenaran dan kesesatan telah jelas. Dengan tanpa menyembunyikan kebenaran maka orang tersebut InsyaAllah dapat  dikatakan telah islam kepada Allah.
Al-Qur’an – Rambu Kehidupan
 Hidup membutuhkan petunjuk untuk menjalankannya. Sebagai muslim, Al-Quran berfungsi sebagai petunjuk lengkap dengan rambu-rambu disepanjang jalan. Apabila tidak mematuhi rambu tersebut maka akan tersesat dan tidak sampai tujuan. Namun apabila kita beriman,memahami, dan menjalankannya maka akan sampai pda tujuan. Dalam hal ini yang utama adalah memahami dan melaksanakan petunjuk yang terdapat di Al-Quran bukan sekedar dihafalkan
Risalah – Penyempurnaan Akhlak dan Rahmat bagi Semesta
Semenjak adanya reformasi, kebebasan mengemukakan pendapat semakin terbuka, semakin banyak pula pemuda yang memperdalam agamanya, tetapi dalam memperdalam agama ini jangan sampai membuat kita kaku dan keras. Karena dengan cara seperti itu orang disekitar kita hanya akan merasakan pendominasian, keangkuhan dan  egoism. Namun berdakwalah dengan cara penyampaian yang lebih humble. Karena islam diturunkan untuk memperbaiki akhlak bukan untuk memunculkan ego merasa paling benar yang dapat memicu kesombongan. Bahkan iblis tidak senang kepada Nabi Adam as bukan karena harta,tahta, bahkan bukan karena surge melaikan karena tugas keagamaan. Oleh karena itu kita perlu intropeksi diri apakah ada ego maupun benih kibr dihati. Apabila hati sudah keras dan sudah merasa paham pada agama maka rutinitas kebaikan tidak lagi melunakkan hati bahkan tidak berbekas dan dapat menjadi fasik. Ada 2 tanda utama suatu fikrah menjadi firqah yang memecah belah umat
1.Apabila dalam suatu kelompok/perkumpulan meniadakan kemerdekaan anggota kelompoknya dalam berpikir kritis, diharuskan menerima tanpa pertanyaan, dan menuntut anggota kelompoknya untuk semata memajukan kelompok, bukan memajukan agama. Biasanya kelompok ini akan menjaga anggotanya agar tetap dalam lingkaran, protective berlebihan. Padahal, seharusnya mereka (para anggota) dikuatkan pemahaman dan imannya untuk kemudian berada di tengah-tengah umat dan menjadi bagian proses perbaikan umat.
2. Apabila seseorang ketika aktif dalam kelompok/perkumpulan, malah mengubah dirinya menjadi keras dan berakhlak buruk terhadap sesama muslim, teman kerabat, terutama hubungan dengan keluarga yang menjadi tidak harmonis.

Esensi Agama
Agama Bangkrut
Zaman kegelapan yang melanda Eropa ditandai dengan eksistensi agama sebagai super power ,pada saat itu pihak gereja sangat berkuasa dan masyarakat tidak diperbolehkan untuk mempertanyakan setiap keputusan para pendeta dan juga tidak diperbolehkan mengakses langsung kitab suci atau ajaran agama mereka. Akibatnya, banyak kesewenangan yang terjadi. agama bangkrut (komunis) ini merupakan pilihan yang lebih baik dari agama yang berkembang saat itu (kristen). Hal ini terjadi karena agama dipahami hanya sebagai simbol ritual belaka, bahkan agama (dari Tuhan) digunakan untuk melayani manusia, bukan sebaliknya untuk mengabdi pada Tuhan yang merupakan esensi dari agama itu sendiri.

Simbol dan Esensi
Ada dua cara pandang seseorang dalam memahami agama, yaitu memahami dalam batasan simbol-simbol dan memahami dalam batasan esensi. Dengan demikian, dalam memahami agama tidak dapat hanya sebatas perkarasimbol atau sifatnya ritual, namun lebih pada dampak (i mpact ) yang diinginkan atau diperoleh dari adanya simbol atau ritual ibadah tersebut. Simbol atau ritual bukan menjadi tujuan utama, melainkan sebagai bentuk latihan. Sedangkan esensi dari symbol atau ritual itulah yang perlu dijadikan tujuan utama.

Iman dan Amal Shaleh
Beriman dan beramal shaleh maksudnya adalah manusia menggunakan potensi yang dimilikinya secara maksimal untuk memahami sunnatullah yang mengatur alam atau ilmu pengetahuan dan teknologi, yang kemudian dengan pengetahuan akan sunnatullah tersebut digunakan untuk memakmurkan bumi sesuai dengan kehendak Allah serta menghayati sifat-sifat Allah dalam mengelola alam dengan sebaik-baiknya
Amal Shaleh Terbaik
Ada beberapa tingkatan usaha manusia, dari tingkatan terendah sampai tingkatan tertinggi. Tingkatan manusia yang paling rendah atau sederhana dimulai dari usaha “bahagia” atau “senang” sedangkan tingkatan tertinggi untuk keiinginan menjadi “keren” dan tingkatan selanjutnya yaitu usaha untuk menjadi yang paling “keren” hingga selanjutnya mencapai “gengsi”, beranjak dari tingkatan gengsi selanjutnya yaitu mengenai uang, harta benda dan kekayaan. Tingkatan selanjutnya yang lebih tinggi yaitu keinginan untuk menjadi menjadi yang terbaik. Tingkatan tertinggi lagi yaitu memberi dampak dimana seseorang ingin memberikan kemanfaatan dilingkungannya bahkan perubahan dunia. Namun ada tingkatan yang paling tertinggi yaitu usaha memperoleh kebenaran. Yang Allah nilai adalah usahayang tulus itu sendiri semakin tinggi tingkatan usahanya semakin bernilai disisi-Nya.
Maka sebagai orang yang beriman kita harus berada dilevel usaha yang setinggi tingginya karena kita perlu tau kapasitas potensi yang maksimum. Karena usaha untuk kebahagiaan, uang dan kemewahan bukanlah tujuan utama karena itu semua tidak memiliki nilai dihadapan Allah Swt justru harta yang kita miliki sesungguhnya adalah yang diinfakkan. Minimal kita berada pada level berusaha menjadi yang terbaik untuk kemudian memberikan dampak bagi perbaikan dunia dan terus berusaha berlaku jujur dan menegakkan kebenaran sertakeadilan di muka bumi. Seorang yang beriman akan berusaha menunjukkan pada Allah apa yang dirinya dapat lakukan di dunia.Untuk kemudian mengharapkan pahala dan ridha-Nya.Maka itulah sebaik-baik amal shaleh yang dapat kita lakukan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BISNIS KAFE BERBASIS SYARIAH SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI EKONOMI SYARIA

contoh surat penawaran bentuk lekuk

Jawaban Tugas Xb2 oktober 2012